Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Halo para pembaca! Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk menulis lagi, ini adalah tulisan ke-6 saya. Afwan kalau bahasa saya masih blepotan dan tidak ada foto sama sekali di tulisan saya, karena saya menulis blog memakai aplikasi blogger di HP android. Padahal saya ingin sekali mengupload foto print USG anak saya di cerita IUFD yang lalu, agar para pembaca bisa melihat seperti apa foto anak saya yang masih berusia 12 minggu dan foto terakhirnya saat berusia 21 minggu di dalam kandungan. Tentunya juga agar tulisan saya lebih menarik, sehingga pembaca sekalian tidak bosan melihat blog saya yang isinya (masih) tulisan semua. Pun tulisan saya jadi terbatas karena karakter di aplikasi blogger terbatas. Maafkan saya, seharusnya kan tidak boleh ada alasan demi para pembaca, kan ada laptop.-Tapi lebih enteng pakai hp, kan bisa ngeblog sambil tidur-tiduran.- (hehe)
Salah seorang teman saya, memberi usulan agar saya berbagi cerita tentang bagaimana menjadi ibu rumah tangga di usia muda. Gomawo idenya, chingu-ya. Tujuannya agar bisa menginspirasi para perempuan muda yang masih lajang, yang 'takut' untuk berumahtangga, masih ingin melanjutkan pendidikan dan mengejar karier, yang mengira pernikahan dan menjadi ibu rumah tangga (saja) itu momok menakutkan, katanya tidak bisa berkarya lagi, nanti jadi tidak ada kegiatan di rumah, membosankan, jadi tidak bebas padahal masih muda, menikah nanti-nanti saja kalau sudah berumur hampir 30an dsb. Jangan kira ibu rumah tangga itu nganggur ya, banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan imbalannya bukan uang tapi pahala!
Sebenarnya urusan memasak, mencuci dll itu bukan kewajiban istri. Kewajiban istri ialah melayani suami dan menjaga kehormatan serta harta suami dan anak. Sementara suami wajib mencari nafkah untuk sang istri, dimana memberi makanan yang sudah siap tersaji (matang) juga termasuk kewajiban suami. Jadi sebenarnya pekerjaan rumah yang dilakukan semua ibu rumah tangga iitu adalah sedekah, karena dengan suka rela membantu dan meringankan tanggung jawab suami. Jadi pastilah imbalannya adalah pahala. Terlebih Allah menyuruh kita para wanita untuk berada di dalam rumah. Tentunya wanita sangatlah spesial sampai-sampai kita dilindungi bak mutiara di lautan terdalam. Dengan menaati perintah Allah untuk berada di dalam rumah, melayani suami dengan sebaik-baiknya, menjaga kehormatan dan harta suami serta anak, imbalannya tentu pahala yang besar. Siapa yang tidak ingin masuk surga, terutama surga firdaus, surga yang paling tinggi. Bisa bertemu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, berkumpul dengan orang-orang yang kita sayangi, serta melihat wajah Allah. Sungguh kenikmatan tertinggi.
"Jika kalian meminta pada Allah, mintalah padaNya surga firdaus, surga tersebut adalah surga yang paling utama dan surga yang paling tinggi." (HR. Bukhari)
Kenapa saya memberi judul My Daily Life, karena saya akan bercerita tentang aktivitas sehari-hari saya sebagai ibu rumah tangga agar pembaca tahu betapa mengasyikkannya. Sebelumnya, saya pernah bekerja di dua perusahaan swasta berbeda. 4 bulan setelah lulus, tepatnya Januari 2016 lalu, saya bekerja di perusahaan perkapalan dan perikanan di Probolinggo sebagai staff administrasi, namun hanya bertahan seminggu lalu saya resign. Waktu itu kurang satu bulan lagi pernikahan saya. Dua bulan setelah menikah tepatnya April 2016, saya dan suami pindah dan menetap di Surabaya. Suami bekerja di perusahaan konsultan teknik. Seminggu kemudian saya menyusul bekerja sekantor dengan suami, tentunya atas ijin suami. Namun lagi-lagi tidak bertahan lama, sebulan kemudian saya resign. Alasannya? Hmm.. Saya adalah orang introvert. Mungkin ada yang belum tau apa itu introvert.
Secara umum, di dunia ini ada dua tipe kepribadian yakni ekstrovert dan introvert. Ekstrovert adalah tipe orang yang suka bersosialisasi, terbuka, ekspresif, suka keramaian, suka menjadi pusat perhatian, mudah mengungkapkan pikirannya kepada orang lain. Tentu introvert adalah lawannya ekstrovert, tidak suka bersosialisasi, tertutup, tidak eskpresif sehingga dikira pemurung, suka menyendiri, tidak suka menjadi pusat perhatian, menyimpan pikirannya untuk dirinya sendiri, seperti punya dunianya sendiri. Sebelum saya bekerja, saya pikir bekerja akan sulit untuk saya karena saya harus beradaptasi betul dengan karyawan lain dan berinteraksi dengan banyak orang di waktu yang cukup lama (jam kerja), namun sepertinya asyik bisa mendapatkan uang dari jerih payah sendiri lalu membelikan sesuatu untuk orang tua dan adik saya. Setelah dicoba? Ya tidak bertahan lama. Untuk seorang introvert, berada di tengah-tengah banyak orang apalagi untuk waktu yang cukup lama akan menguras energi, ya betul-betul menguras energi, seperti habis berolahraga berjam-jam. Rasanya melelahkan. Sekalipun karyawan lainnya baik dan ramah, ini bukan perkara berinteraksi apakah dengan orang yang baik atau tidak, tapi berinteraksi itu saja sudah melelahkan. Untuk ekstrovert mungkin tidak percaya tapi untuk pembaca yang introvert pasti mengerti betul. Terlebih saya adalah seorang introvert yang paling introvert dari semua tipe introvert. Jadi introvert itu bisa dibagi lagi menjadi delapan tipe introvert. Nanti kalau saya jelaskan malah kepanjangan. Mungkin di lain kesempatan saja ya, insya Allah. Akhirnya saya tidak pernah bertahan lama bekerja di 'luar'. Waktu resign di perusahaan yang terakhir, saya sudah hamil 1 bulan.
Setelah resign, aktivitas saya menjadi ibu rumah tangga. Mungkin belum bisa dikatakan ibu rumah tangga seutuhnya karena waktu itu sedang hamil, saya jadi agak malas-malasan. Tapi tetap ada saja yang dikerjakan. Di Surabaya saya dan suami tinggal kos di kos-kosan pasutri, mengingat suami berencana tidak akan lama bekerja di Surabaya dan kalaupun mencari rumah kontrakan yang tidak terlalu besar tapi bersih, cukup terawat, tidak jauh dari kantor dan dengan harga yang murah pastilah sangat sulit. Kebanyakan rumah kontrakan di Surabaya juga memiliki masa sewa minimal dua tahun, padahal kami berencana kembali lagi ke Malang insya Allah akhir tahun ini. Namanya Surabaya, kota besar, di sini banyak kos-kosan bagus dengan fasilitas memadai, terlebih untuk pasutri, jadi kos-kosan saja sudah cukup, apalagi kami (masih) berdua, belum memiliki anak. Waktu itu kami masih di kos yang lama, dapur berada di lantai satu padahal kamar kami di lantai dua, apalagi saya sedang hamil, tidak memungkinkan untuk naik turun demi memasak, jadi saya tidak memasak, hanya memasak nasi menggunakan rice cooker, lauknya beli. Pagi saya menyiapkan sarapan. Setelah suami berangkat kerja, saya menyapu dan mengepel kamar lalu merendam baju kotor. Siangnya saya mencuci baju. Suami pulang ketika jam istirahat, membawakan lauk. Malamnya saya menyetrika baju. Di banyak sela-sela itu saya menghabiskan waktu dengan bermain laptop dan tidur-tiduran. Sendirian. Ya, merdeka sekali rasanya. Saya bisa menikmati banyak me-time. Hanya dua bulan kami di kos-kosan itu, kemudian kami pindah ke kos-kosan yang lebih bagus, fasilitas lebih memadai dan lebih dekat dengan kantor suami. Kali ini kosnya memiliki dapur di setiap dalam kamar, tentunya kamar mandinya pun di dalam kamar, sama seperti kos sebelumnya. Setelah saya mengalami IUFD, saya jadi giat masak, terlebih sudah ada fasilitas dapur di dalam kamar. Setiap pagi saya belanja lauk di pasar, cukup dekat dari kos. Biasanya diantar suami, kadang berangkat sendiri. Pulang dari pasar saya langsung memasak untuk sarapan. Setelah suami berangkat kerja, saya mencuci dan menyetrika baju. Saya mencuci setiap dua hari sekali, karena saya mencuci dengan tangan dan yang dicuci adalah baju saya dan suami, jadi cukup banyak. Lebih enak kalau mencuci sering tapi sedikit-sedikit daripada langsung seminggu sekali tapi langsung banyak. Kemudian saya membersihkan kamar. Selebihnya? Ya santai, tidur-tiduran, bermain hp/laptop serta aktivitas kecil lain yang bermanfaat seperti menulis blog ini (hehe).
Intinya ibu rumah tangga dan wanita yang bekerja di 'luar' itu sama-sama bekerja tapi ibu rumah tangga jam kerjanya lebih santai, tidak ada yang mengatur, bagaikan bos di 'kantor'nya sendiri (anggap saja rumah itu kantor), tidak usah 'ngoyoh' tapi uangnya insya Allah tetap mengalir (uang suami (hehe). Enak toh? Enak dong! Namun saya tetap menghargai dan mengapresiasi para wanita yang bekerja di 'luar'. Mereka tentunya memiliki alasan tersendiri, entah itu membantu suami untuk mencari nafkah (meskipun itu kewajiban suami), yang tentunya jangan sampai melalaikan kewajiban sebagai istri serta ibu dan tentu saja yang utama beribadah kepada Allah Azza Wa Jalla. Bayangkan, wanita yang bekerja di 'luar' tapi setelah pulang ke rumah tetap melayani suami dan mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci baju dll, betapa luar biasanya ya mereka, energinya itu lho. Kuat sekali! Saya saja dulu waktu bekerja lalu pulang ke rumah dan tetap mengerjakan pekerjaan rumah, rasanya tidak kuat. Pahala yang besar juga insya Allah bagi mereka yang berniat bekerja untuk meringankan beban suami, bukan semata-mata untuk memenuhi hawa nafsunya sendiri. Ada beberapa wanita yang tetap bekerja padahal gaji suaminya sudah cukup bahkan lebih. Apa yang mereka cari? Bukankah Allah menyuruh kita untuk berada di dalam rumah.
Kesimpulannya, jadi ibu rumah tangga terlebih di usia muda itu enak sekali. Bahagia saat melayani suami tercinta. Terlebih bagi ibu-ibu muda yang sudah memiliki momongan, kalau anaknya sudah besar nanti, ibunya masih muda, masih sehat, insya Allah, bisa melihat anak menikah, menggendong cucu. Yang utama adalah pahala yang tak terkira saat kita melakukan semua pekerjaan rumah dengan ikhlas, tanpa mengeluh, berniat mencari pahala dari Allah. Semoga suami-suami kita selalu dilindungi oleh Allah, dijauhkan dari godaan setan untuk bermaksiat, dilancarkan rejekinya, diberikan rejeki yang halal dan barokah, diberikan kesehatan dan kekuatan agar bisa terus menafkahi keluarga, aamiin. Untuk yang masih ragu atau takut untuk menikah dan menjadi ibu rumah tangga muda, semoga setelah membaca tulisan saya yang sangat terbatas ilmunya ini bisa membuka pikiran kalian. Maaf jika banyak kesalahan dalam tulisan saya. Untuk yang ingin bertanya, memberikan kritik dan saran bisa langsung komen di bawah ya. Syukron.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh